Menjahit
sudah dikenal orang sejak 20.000 tahun yang lalu, jauh sebelum orang mengenal
cara menenun.
Jarum jahit sudah dikenal manusia sejak zaman Paleolitik.
Pada masa itu, jarum dibuat dari tulang dan gading mamut
yang dipakai untuk menjahit kulit dan bulu binatang. Jarum jahit tertua dari
besi asal abad ke-3 SM ditemukan di Manching, Jerman. Di makam kuno pejabat Dinasti Han,
arkeolog Cina melaporkan penemuan perangkat jahit-menjahit berikut bidal.

Pada 1830, penjahit Perancis
Barthelemy Thimonnier
menciptakan dan mematenkan mesin jahit yang dapat dipakai menjahit. Delapan
puluh unit mesin jahit ciptaannya dipakai oleh Angkatan Darat Perancis untuk
menjahit seragam tentara. Thimonnier meninggal dalam keadaan pailit di Inggris
setelah pabriknya dihancurkan para penjahit yang
merasa pekerjaannya terancam oleh mesin.
Walter Hunt dari New York
menciptakan mesin jahit pertama yang menghasilkan jahitan kunci (lock-stitch)
pada tahun 1834,
namun tidak pernah mematenkannya.Berbeda dari mesin-mesin jahit sebelumnya,
mesin jahit ciptaan Hunt dapat membuat jahitan kunci memakai dua benang. Benang
atas masuk ke mata jarum berada di ujung jarum, sementara sekoci di bagian
bawah mengantarkan benang bawah.
Prinsip
mesin jahit dengan jahitan kunci diperbaiki
oleh penemu bernama Elias Howe dari Massachusetts.
Ia mematenkan mesin jahit ciptaannya pada tahun 1846. Isaac Merritt Singer
mulai merancang mesin jahit pertamanya pada tahun 1850. Ide membuat mesin
jahit didapatnya dari mesin jahit Orson C. Phelps dari Boston yang diproduksi
di bawah lisensi Lerow & Blodgett. Pada 1851, Singer mematenkan
mesin jahit jahitan kunci pertamanya,
dan mendirikan perusahaan I. M. Singer & Company.
Dua tahun berikutnya, Singer sukses sebagai produsen dan penjual mesin jahit
terbesar di Amerika Serikat,dan terbesar di dunia pada tahun 1855. Pada tahun 1891, Singer mulai
memakai motor listrik untuk menggerakkan mesin jahit untuk
industri komersial.
Ebenezer Butterick dari
Massachusetts adalah pelopor kertas pola
komersial untuk menjahit pakaian. Pada 1863, Butterick dan
istrinya menciptakan sistem ukuran untuk pola jadi yang dapat disesuaikan
dengan ukuran tubuh pemakai. Sebelum
Butterick menjual pola dengan ukuran yang berbeda-beda, pola hanya dibuat dalam
satu ukuran, penjahit harus membesarkan atau mengecilkan pola sesuai ukuran
tubuh pemakai. Pola kertas dari Butterick menjadi sangat populer pada tahun 1864. Awalnya Butterick
hanya menjual pola untuk pakaian pria dan anak-anak, namun mulai menjual pola
untuk pakaian wanita sejak tahun 1866. Pada
tahun berikutnya, Butterick menerbitkan majalah busana pertamanya, Ladies
Quarterly of Broadway Fashions dan majalah bulanan Metropolitan pada 1868. Sebuah majalah
untuk memasarkan pola-pola Butterick, The Delineator diterbitkan Butterick pada
1873. Pada 1876, E. Butterick
& Co. sudah memiliki 100 cabang dan 1.000 perwakilan di pelosok-pelosok Amerika
Serikat dan Kanada.
Di Eropa,
pola-pola pakaian dari Butterick juga digemari di Paris, London, Wina, dan Berlin.
Aenne Burda menerbitkan
majalah mode Burda Moden yang memopulerkan
pola siap pakai di Jerman.
Sejak 1952, Burda
mulai menerbitkan pola pakaian. Setiap bulan Januari dan Juli, Burda menerbitkan
katalog terpisah berisi pola-pola untuk lebih dari 600 model pakaian dewasa dan
anak-anak.
Di Jepang, Buku teks pertama tentang cara menjahit pakaian Barat
untuk pria, diterbitkan pada 1903. Buku tersebut berisi cara menjahit pakaian formal pria
seperti tuksedo dan jas.[8] Buku teks
pertama tentang cara menjahit baju anak diterbitkan pada tahun 1916 di Osaka. Majalah wanita
Shufu no Tomo edisi Maret 1924 memuat cara menjahit gaun terusan satu potong. Majalah Sankei
Graph edisi September 1955
memuat artikel tentang kepopuleran sekolah menjahit di Jepang yang waktu itu
memiliki lebih dari 5.000 sekolah menjahit. Di Jepang, metode menggambar pola didominasi sistem
So-En dari Bunka Fashion College
dan sistem Dressmaking dari sekolah Dressmaker Jogakuin (sekarang Dressmaker Gakuin). Dari
tahun 1970-an
hingga 1980-an,
majalah So-En memuat pola pakaian kreasi desainer lulusan Bunka Fashion
College. So-En pertama kali terbit pada 1936, dan berawal dari
sekolah menjahit baju Barat untuk anak dan wanita yang didirikan IsaburÅ Namiki
pada 1919. Hingga 2005, So-En terbit
sebagai majalah yang memuat cara membuat pola dan menjahit pakaian. Setelah
itu, So-En berlanjut sebagai majalah industri busana. Pesaingnya, majalah
bulanan Dressmaking yang juga memuat pola-pola baju Barat, terbit pertama kali
pada 1949. Setelah
kepopuleran menjahit di rumah disaingi murahnya pakaian jadi, majalah Dressmaking
berhenti terbit pada Mei 1993. Majalah busana Non-no juga tidak lagi memuat
artikel tentang cara menjahit sejak Oktober 1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar